Jika dilihat dari sudut pandang Islam, sangat jelas Islam tidak mengenalkan istilah pacaran. Namun, Allah SWT melarang suatu perbuatan yang mendekati zina. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (al-Isra [17]:32).
Tak dapat dipungkiri bahwa, kini banyak manusia yang bertingkah laku bagaikan makhluk tak berakal. Kebanyakan dari kita melakukan perbutan terlarang tersebut, hanya karena mengikuti hawa nafsunya semata, tanpa menggunakan akalnya secara sehat. Inilah yang membuat Allah murka kepada mereka.
Seperti yang telah Allah jelaskan bahwa zina adalah perbuatan yang keji dan suatu kejahatan. Perbuatan ini akan menimbulkan kerugian bagi banyak orang. Dan akibat perzinahan tersebut, apabila lahir anak dari perbuatan zina, maka tidaklah tahu siapakah waris sebenarnya anak tersebut dan teranglah akan rusak pewaris yang sebenar-benarnya.
Islam tidak melarang ta’aruf, dalam sebuah hadits disebutkan, “Dari Anas bin Malik bahwa Al-Mughirah bin Syu’bah ingin menikahi seorang wanita, maka Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – berkata kepadanya, “Pergi lalu lihatlah dia, sesungguhnya hal itu menimbulkan kasih sayang dan kedekatan antara kalian berdua.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah no 1938 dan dishahihkan oleh Syekh al-Albani – rahimahullah – dalam Shahih Ibnu Majah)
Dibandingkan dengan pacaran, taaruf memiliki beberapa manfaat di antaranya:
1. Taaruf bisa menjadi sarana untuk saling menjaga hubungan antara laki-laki dan perempuan untuk menjauhi zina dan berkhalwat (berdua-duaan).
Cinta dalam Diam
Ada suatu kisah yang membuat kita tahu, betapa indahnya mengekspresikan rasa cinta dengan berkata dalam diam. Cinta yang selalu terjaga kerahasiaannya dalam sikap, kata, maupun ekspresi. Hingga akhirnya Allah menyatukan dua orang terbaik dalam sebuah ikatan suci pernikahan.
Sulit Move On, Gimana?
Dikutip dari buku Felix Xiau “Udah putusin Aja!” ada beberapa tips untuk kita move on dari Si Dia. Menurutnya, cara kita melupakan seseorang sama dengan cara kita menyukai seseorang. Gimana ya maksudnya? Coba piker kan kembali bagaimana kita bisa menyukai seseorang. Tentu dengan seringnya kita melakukan komunikasi, pertemuan, kerjasama. Makanya tidak heran kalau muncul istilah cinta lokasi. Seringnya bertemu membuat benih-benih rasa suka muncul.
Apa Bedanya Taaruf dengan Pacaran?
Padahal, jika memang tujuannya untuk mencari kecocokan menuju kehidupan pernikahan, kenapa tidak kita melakukan ta’aruf?
Pacaran Boleh Kok, Tapi…
Tentunya dengan mengacu pada ayat di atas kita ketahui bersama bahwa Allah melarang kita mendekati zina. Dan pacaran adalah salah satu cara mendekati zina. Namun, tahu kah Anda bahwa ternyata pacaran juga boleh kok, tapi pacaran yang seperti apakah?
Memikirkan Lawan Jenis, Dekati Zina?
Maka saudaraku, apabila kita sedang berada dalam perjalanan jauh atau sedang sendiri, hendaknya kita selalu mengingat Allah SWT dan berdzikir walau dalam hati. Karena, sangat dikhawatirkan apabila khayalan yang tidak disengaja itu malah menjurus pada khayalan tentang lawan jenis yang sangat jelas mendekati zina.
Pacaran dalam Islam, Adakah?
Pada dasarnya segala macam muamalah dibolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya. الأصل فى الأشياء الإباحة إلا ماحرمه الشرع Begitu pula dengan pacaran. Pada dasarnya pacaran sebagai sebuah bentuk sosialisasi dibolehkan selama tidak menjurus pada tindakan yang jelas-jelas dilarang oleh syara’. Yaitu pacaran yang dapat mendekatkan para pelakunya pada perzinahan.
Komunikasi dengan Lawan Jenis, Dekati Zina?
Berbicara antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram pada dasarnya tidak dilarang apabila pembicaraan itu memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan oleh syara’. Seperti pembicaraan yang mengandungi kebaikan, menjaga adab-adab kesopanan, tidak menyebabkan fitnah dan tidak khalwat. Begitu jika hal yang penting atau berhajat umpamanya hal jual beli, kebakaran, sakit dan seumpamanya maka tidaklah haram.
Mengapa Harus Pacaran?
Padahal, secara logika kita akan merasakan kebahagiaan jika benar-benar telah terikat dalam ikatan suci, yakni pernikahan. Karena hanya itulah ikatan yang paling kuat. Selain dilandasi atas hukum agama juga dijaga dalam hukum negara. Jika hanya agar tidak kesepian dan ingin ada yang memperhatikan, masih banyak kok orang di luar sana yang lebih mencintai dengan ketulusan hati dan itu orang yang paling dekat dengan kita. Siapakah dia? Tentunya orang tua, keluarga dan kerabat dekat kita. Kita hanya perlu beramah tamah kepada mereka, maka mereka pun akan memperhatikan keberadaan kita.
Orang Tua Membiarkan Anak Pacaran, Bagaimana?
Pendidikan agama tentang larangan berpacaran harusnya ditanamkan oleh kedua orang tua. Lalu, bagaimana hukumnya orang tua yang membiarkan anaknya berpacaran?
Pacaran Dilarang, Kenapa?
Betapa Allah tahu bahwa kita butuh media perantara agar nantinya dapat merasakan dahsyatnya cinta pada Allah, yaitu dengan cara memberi rasa cinta pada lawan jenis. Saat rasa cinta yang datang kita kembalikan lagi kepada Allah, maka di situlah momen kita mendapatkan dahsyatnya rasa cinta pada Allah. Lalu apa yang terjadi saat diri kita dibanjiri cinta Allah? Tentu saja lebih dahsyat rasanya jika dibandingkan hanya mencintai makhluk alias lawan jenis.
Pacaran Mendekatkan Diri pada Zina, Ini Alasannya
Pada tahun 2012, peneliti University of St. Andrews di Inggris mengungkapkan sebuah hasil penelitian bahwa ketika fisik perempuan tersentuh oleh pria, suhu kulit tubuh perempuan akan meningkat, khususnya di bagian wajah dan dada.
Indahnya Pacaran Setelah Pernikahan
Duhai Hati…
Janganlah kau bersedih ketika sahabatku yang lain berpacaran, bukannya aku tidak gaul ataupun tidak mengikuti zaman.
Ingat, Pacarmu Belum Tentu Jodohmu
SEORANG pacar seringkali hadir hanya hadir sebagai penghias hidup seseorang. Dia hanya singgah untuk sementara waktu dan kemudian pergi dengan menyisakan kepahitan dan penyesalan yang berkepanjangan. Hari ini mungkin ia tengah duduk dan tertawa bersama kita, tapi bisa jadi esok lusa ia duduk di pelaminan dengan orang lain. SIapakah yang tahu? Maka sesungguhnya sahabat, pacarmu belum tentu jodohmu. Pacarmu belum tentu orang yang menggenggam tangan ayahmu dan berjanji suci di hadapan banyak orang.
Pacaran, Penyakit Al ‘Isyq Menyerang Anda
PERBUATAN atau tingkah laku maupun aktivitas yang kita lakukan, yang tidak sesuai dengan aturan atau pun norma-norma dalam hukum Islam dan negara tentu mengandung bahaya. Salah satunya ialah pacaran. Jangan dikira pacaran itu hanya akan membuat Anda bahagia. Anda juga akan terserang suatu penyakit, di mana obatnya belum ditemukan hingga sekarang ini, yakni penyakit Al ‘Isyq.
Pacaran Islami, Adakah?
TERKADANG kita sering menganggap sesuatu yang berbau Islam itu baik. Maka, segala hal yang ada hubungannya dengan Islam tentu itu tidak mengapa. Tapi, banyak orang yang seolah-olah mempermainkan kata ini. Bahkan sekarang, pacaran yang datang bukan dari Islam, kini ada pula yang melabeli dengan “pacaran islami”. Lalu, apakah benar ada seperti itu?
Terpaksa Pacaran Karena Takut Jomblo?
AKHIR-akhir ini dunia remaja semakin marak dengan istilah ‘pacaran’ karena takut jomblo. Kebanyakan remaja kita sangat takut apabila dikatakan jomblo oleh teman-temannya. Karena mereka berpikir bahwa jomblo berarti tidak laku, dan itu artinya mereka tidak gaul. Nampaknya kita harus mulai memperbaiki pemikiran para remaja kita. Mereka telah menganggap baik apa yang sesungguhnya tidak baik bagi mereka.
Jika Terlanjur Pacaran, Bagaimana?
MASA muda adalah masa di mana kita mencari jati diri dan bersahabat dengan banyak orang. Itulah kalimat yang sering kita dengar di kalangan remaja. Hingga pada akhirnya tak sedikit dari para remaja yang mencari jati dirinya melalui pacaran. Mereka berpikir bahwa pacarann akan menjadi motivasi tersendiri untuknya dalam menjalani kehidupan ini.
Menikah Tanpa Pacaran, Bisa kok!
Setelah melalui proses taaruf, langkah selanjutnya adalah khitbah. Dalam Islam Khitbah adalah jalan pembuka menuju pernikahan. Boleh dibilang, khitbah merupakan jenjang yang memisahkan antara pemberitahuan persetujuan seorang gadis yang sedang dipinang oleh seorang pemuda dan pernikahannya. Keduanya sepakat untuk menikah. Tapi, ini hanya sekadar janji untuk menikah yang tidak mengandung akad nikah.
Indahnya Pacaran Setelah Pernikahan
Bunda: Begini anakku sayang, jika pacaran sebelum menikah pasti kalau memegang hanya sesaat dan jika sudah putus hubungan pacaran itu kamu tidak bisa memagang ataupun menyentuh dia. Sedangkan pacaran setelah menikah, kamu boleh melakukan apa saja yang kamu inginkan karena dia telah halal untukmu. Sudah Paham belum anakku sayang? []

0 comments:

Post a Comment

 
KATUHU © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top